Masjid Istiqlal dan fakta menarik mengenai masjid ini
Kemegahan Masjid Istiqlal telah lama menyebar ke seluruh tanah air dan menjadi simbol bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Bahkan masjid yang mulai dibangun pada tahun 1954 ini menjadi target besar setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Dikutip dari situs resmi istiqlal.or.id, Kamis (20/10/2022), Masjid Istiqlal telah menjadi kebanggaan warga Jakarta dan tempat ibadah di hati masyarakat Indonesia. Berangkat dari keinginan tersebut, KH. Wahid Hasyim, Menteri Agama RI pertama saat itu, dan beberapa Ulama mengusulkan pembangunan masjid yang bisa menjadi lambang negara Indonesia.
Pada tahun 1953, KH. Wahid Hasyim bersama H. Agus Salim, Anwar Tjokroaminoto dan Sofwan, dibantu oleh sekitar 200 tokoh Islam yang dipimpin oleh KH. Taufiqorrahman mengusulkan sebuah yayasan. Kemudian pada tanggal 7 Desember 1954, berdirilah Yayasan Masjid Istiqlal, di bawah naungan H. Tjokroaminoto, mewujudkan ide pembangunan masjid nasional.
Masih banyak hal menarik lainnya, berikut enam fakta menarik seputar Masjid Istiqlal yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
1. Masjid terbesar di Asia Tenggara
Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Soekarno Republik Indonesia. Pada tanggal 24 Agustus 1951, Soekarno memulai pembangunan tiang pancang pertama Masjid Istiqlal.
Selain digunakan untuk ibadah umat Islam, masjid juga digunakan sebagai kantor, acara sosial dan acara publik untuk berbagai organisasi Islam di Indonesia. Masjid Istiklal di Jakarta masuk dalam daftar masjid terbesar di dunia.
Berada di urutan keempat, di depan 2 juta jamaah Masjid Tanah Suci di Mekah, diikuti oleh 1 juta jamaah Masjid Nabawi di Madinah.
Selain itu, masjid terbesar ketiga adalah Masjid Faisal di Islamabad, yang dapat menampung 300.000 jamaah. Berikutnya adalah Masjid Istiqlal di Jakarta, Indonesia, dengan kapasitas 120.000 jamaah.
Masjid Istiqlal tidak hanya besar, tetapi juga sangat indah dan mewah.
Pada 2020, pekerjaan revitalisasi Masjid Istiklal akan dimulai dengan biaya Rp 475 miliar.
Ratusan jamaah mendengarkan khutbah sebelum salat Jumat di Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (2/6). Umat Muslim memadati Masjid Istiqlal untuk salat Jumat pertama di bulan Ramadhan 1438.
Masjid Istiqlal yang megah membutuhkan waktu tujuh belas tahun untuk dibangun. Dimulai pada 24 Agustus 1961 dan diresmikan oleh Presiden Suharto pada 22 Februari 1978, ditandai dengan sebuah prasasti yang dipasang di area tangga gerbang As-Salam.
Namun, Presiden Sukarno melakukan pemancangan tiang pertama pada 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang disaksikan ribuan umat Islam. Kemudian pembangunan masjid ini tidak berjalan mulus. Dari program 1950 hingga 1965, hanya ada sedikit kemajuan.
Proyek ini terhenti karena situasi politik yang tidak menguntungkan. Pada saat itu, demokrasi parlementer berlaku, dan partai-partai saling bertarung untuk kepentingan mereka sendiri.
Situasi mencapai puncaknya ketika pecah peristiwa G30S/PKI pada tahun 1965, sehingga pembangunan masjid terhenti total. Setelah situasi politik mereda, pada tahun 1966 Menteri Agama KH. Muhammad Dahlan mempelopori pembangunan masjid ini.
Kepengurusan dijabat oleh KH. Idham Chalid adalah Koordinator Komite Nasional Pembangunan Masjid Istiqlal. Biaya pembangunan terutama berasal dari APBN, masing-masing sebesar Rp 7 miliar dan USD 12 juta.
3. Kapasitas
Mengutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kamis (20/10/2022), struktur Masjid Istiqlal yang megah mampu menampung 200.000 orang. Masjid Istiqlal memiliki tujuh pintu masuk masjid. Tujuh gerbang dinamai Asmol Husner.
Bangunan utama memiliki tata letak persegi panjang dan menghadap ke utara. Ini memiliki lima lantai dan beberapa bangunan terbuka di tenggara. Bangunan utama memiliki tinggi sekitar 60 meter, panjang 100 meter dan lebar 100 meter, serta bangunan utama masjid ini memiliki 2.361 tiang pancang.
Namun, bangunan utama masjid ini adalah bangunan dua lantai. Lantai pertama menampung kantor dan ruang pertemuan, dan lantai dua menampung mushola, yang terdiri dari musholla utama dan teras terbuka.
Bangunan utama masjid dengan musholla utama mengarah ke tempat ibadah, sedangkan teras terbuka mengarah ke Monumen Nasional (Monas). Masjid Istiqlal juga memiliki kubah besar, bangunan pendahuluan, teras besar, koridor, menara, lantai dasar, dan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan Masjid Istiqlal.
Wajah baru Masjid Istiqlal
Jamaah minum air di Masjid Istiqlal Jakarta, Senin (2 Februari 2021). Di bagian dalam, perombakan dimulai dari area pemandian, dengan memasang 3.500 lampu LED, kipas yang dipasang di tiang, dan mihrab setinggi 17 meter dengan aksen Asmaul Husna. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)
4. Di seberang Katedral
Sesuai dengan keinginan Presiden Sukarno saat itu, dipilihlah lokasi Masjid Istiqlal untuk dibangun di atas bekas benteng Belanda Frederik Hendrick dan Taman Wilhelmina yang dibangun oleh Gubernur Van den Bosch pada tahun 1834, di Jalan Perwira, Lapangan Banteng antara Jalan, Jalan Katedral dan Jalan Veteran.
Di dalam Taman Peninggalan Kolonial, terdapat monumen pendudukan Belanda di Aceh dan Benteng Frederick Hendrick yang terbengkalai. Lokasinya jauh dari keramaian dan pemukiman, dikelilingi banyak pepohonan rimbun dan dua aliran sungai di dekatnya.
Alasan lain Sukarno memilih posisi ini disebutkan dalam tulisan Yuke Ardhiati tentang Bung Karno. “Ini tak lepas dari kenangan masa kecil Soekarno bermain dan berenang di tepi sungai.” Dikutip dari situs Kaya Indonesia, Kamis (20 Oktober 2022).